Selasa, 29 November 2016

TAX AMNESTY


Dampak Penerapan Tax Amnesty Bagi Negara Singapura

Beberapa bulan terakhir ini berita di televisi didominasi oleh topik tax amnesty dan besarnya penerimaan uang tebusan tax amnesty, sebenarnya apa itu tax amnesty? apa itu pengmpunan pajak? dan apa itu uang tebusan dalam amnesti pajak? berikut penjelasannya tax amnesty Indonesia.

Pengertian Tax Amnesty / Amnesti Pajak
Secara umum Pengertian Tax Amnesty adalah kebijakan pemerintah yang diberikan kepada pembayar pajak tentang forgiveness / pengampunan pajak, dan sebagai ganti atas pengampunan tersebut pembayar pajak diharuskan untuk membayar uang tebusan. Mendapatkan pengampunan pajak artinya data laporan yang ada selama ini dianggap telah diputihkan dan atas beberapa utang pajak juga dihapuskan.
Latar Belakang Tax Amnesty
Penyebab Pertama Indonesia memberlakukan Tax Amnesty adalah karena terdapat Harta milik warga negara baik di dalam maupun di luar negeri yang belum atau belum seluruhnya dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan; Tax Amnesty adalah untuk meningkatkan penerimaan negara dan pertumbuhan perekonomian serta kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan, perlu menerbitkan kebijakan Pengampunan Pajak;Kasus Panama PappersDari ketiga latar belakang tax amnesty tersebut maka presiden republik Indonesia pada tanggal 1 Juli 2016 mengesahkan Undang Undang Tax Amnesty Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak.
Subjek Tax Amnesty
Subjek Tax Amnesty adalah warga negara Indonesia baik yang ber NPWP maupun tidak yang memiliki harta lain selain yang telah dilaporkan dalam SPT Tahunan Pajak (warga negara yang pembayaran pajaknya selama ini masih belum sesuai dengan kondisi nyata).
Objek Tax Amnesty
Objek Tax Amnesty adalah Harta yang dimiliki oleh Subjek Tax Amnesty, artinya yang menjadi sasaran dari pembayaran uang tebusan adalah atas Harta baik itu yang berada di dalam negeri maupun diluar negeri.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyetujui pengesahan Undang-Undang pengampunan pajak (tax amnesty). Aturan yang akan membawa dana Indonesia yang selama ini berada di luar negeri ini, akan memberi dampak positif bagi perekonomian serta rupiah.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, dengan adanya tax amnesty maka pertumbuhan ekonomi bisa dinaikkan. Jika pada 2016 ini pertumbuhan ekonomi diprediksi akan mencapai 5,04 persen sedangkan pada 2017 pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi lagi.

Namun, ekspektasi besar pemerintah Indonesia menarik dana WNI dari negara lain termasuk Singapura melalui program tax amnesty sepertinya akan menemui kendala. Sebab pemerintah Negeri Singapura telah menyiapkan sejumlah skema untuk menahan uang WNI yang disimpan di bank-bank Singapura.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani, bank di Singapura tidak tinggal diam menghadapi program tax amnesty dari pemerintah Indonesia. Sadar ada potensi penarikan dana cukup besar dari pemilik modal dari negara tetangganya, perbankan negeri Singa itu menawarkan paket pembayaran pajak gratis.
Tawaran paket pembayaran pajak secara gratis atas deklarasi dana pemilik modal asal Indonesia oleh perbankan Singapura itu tentu saja ada syaratnya. Fasilitas itu akan diberikan dengan syarat dana yang tersimpan di bank negara itu tidak ditarik dan dipindahkan ke Indonesia.

Sebenarnya wajar saja jika Singapura kelimpungan oleh kebijakan tax amnesty. Sebab, dana WNI yang disimpan di Singapura sangat berpengaruh signifikan terhadap perekonomian negara tersebut. Dana WP Indonesia yang disimpan di Singapura diperkirakan mencapai Rp 3.000 triliun baik yang telah dilaporkan maupun yang belum dilaporkan. Jumlah tersebut sekitar 56 persen dari total simpanan yang ada di perbankan Singapura yang mencapai Rp 5.300 triliun. Kontribusi WNI terhadap total aset keuangan di Singapura yang tercermin dari uang beredar (broad money) mencapai 59 persen.
Dengan kata lain, lebih dari separuh aset finansial di Singapura milik orang Indonesia. Bisa dibayangkan, jika seluruh dana WNI itu balik ke Indonesia, maka perekonomian Singapura bisa langsung menciut setengahnya sehingga menjadi setara dengan DKI Jakarta, bahkan di bawahnya.
Sudah berpuluh-puluh tahun, Singapura menikmati kesejahteraan dan tingkat ekonomi yang maju berkat dana-dana WNI yang diinvestasikan di negara itu.
Dengan penduduk hanya 5,54 juta, Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura sebesar Rp 3.950 triliun sehingga pendapatan perkapitanya mencapai Rp 710 juta per tahun atau 60 juta per bulan.
Bandingkan dengan Indonesia yang pendapatan perkapitanya hanya 42 juta per tahun atau Rp 3,5 juta per bulan. Dilihat dari kekayaan alamnya dan jumlah penduduk produktifnya, sebenarnya Indonesia amat berpotensi menjadi sejahtera seperti Singapura. PDB Indonesia, yang mencerminkan kekayaan Indonesia sebenarnya mencapai Rp 11.650 triliun, jauh lebih besar ketimbang Singapura yang sebesar Rp 3.950 triliun. Namun, setelah kekayaan itu menjadi aset finansial, uangnya tidak diputar dan diinvestasikan di dalam negeri, melainkan dibawa ke luar negeri, sebagian besar ke Singapura. Bayangkan, dengan PDB yang sebesar Rp 11.650 triliun, simpanan di industri perbankan nasional hanya Rp 4.500 triliun atau sekitar 39 persen.
Dampaknya, jumlah uang yang beredar (broad money) di Indonesia hanya Rp 4.610 triliun atau 40 persen PDB. Bandingkan dengan Singapura. Meskipun PDB-nya hanya Rp 3.950 triliun, namun simpanan di perbankannya mencapai Rp 5.310 triliun atau 134 persen dari PDB. Begitu pula dengan uang beredarnya yang mencapai 130 persen dari PDB.

Jadi, Indonesia bisa diibaratkan sebagai orang yang bertubuh besar namun lesu dan tidak bergairah karena aliran darahnya kurang lancar. Likuiditas atau uang beredar di Indonesia amat tipis sehingga transaksi, perdagangan, dan investasi tidak bisa berjalan optimal. Sementara Singapura, likuiditasnya berlimpah sehingga potensi-potensi ekonominya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Jadi, perekonomian Singapura bisa bergerak lincah dan efisien berkat dana-dana WNI yang ditaruh di sana. Sementara, Indonesia, sebagai asal uang-uang itu justru terpuruk dan miskin.

Namun begitu dengan berbagai kendala yang dihadapi pemerintah terhadap pengumpulan dana tax amnesty, program ini dinilai berhasil dari sisi tingginya partisipasi dan deklarasi, penerimaan tebusan yang melebihi perkiraan Bank Indonesia yang hanya mematok Rp. 18 triliun, dalam situs ditjen pajak sampai (26/09), jumlah tebusan yang masuk mencapai Rp. 45 triliun. Sementara berdasarkan komposisi harta, jumlah aset luar negeri yang dideklarasikan mencapai Rp. 526 triliun dengan repatriasi sebesar Rp 98,7 triliun. Penerimaan tebusan september melonjak drastis dibanding agustus, mencapai 2,41 triliun dari 70,21 miliar. Pemerintah Indonesia menargetkan penerimaan dari pengampunan pajak ini mencapai Rp. 165 triliun.


http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/09/160926_indonesia_tax_amnesty

Kamis, 13 Oktober 2016

Strategi Pemasaran EQUIL Mineral Water Dalam Menembus Pasar Internasional





Sejarah Singkat Perusahaan

EQUIL mungkin masih asing di telinga kebanyakan masyarakat Indonesia. Namun merk air mineral murni ini sudah cukup dikenal kalangan menengah atas dan ekspatriat. Equil kerap hadir di meja restoran fine dinning, hotel bintang lima, hingga meja Istana Negara saat rapat kabinet.
Jika melihat penampilan kemasannnya yang elegan, banyak orang akan mengira Equil adalah minuman impor. Namun Equil merupakan air mineral murni asli Indonesia produksi PT. Equilindo Lestari milik Morgen Sutanto. Di Vila D’Equilibrium, pabrik pengemasan Equil yang terletak di kaki Gunung Salak, Sukabumi, Jawa Barat.

Villa D'Equlibrium (Pabrik Pembotolan EQUIL)

Morgen memulai usahanya pada tahun 1997. Ia melihat potensi pasar air mineral murni masih terbuka lebar. Para produsen lokal saat itu hanya bermain dalam produk air minum dalam kemasan, sementara air mineral premium masih dikuasai produk impor. Indonesia kaya akan mata air, akan sangat ironis kalau air pun harus mengimpor, pikirnya saat itu. Terdapat sejumlah standar ketat yang harus dipenuhi untuk bisa memperoleh izin merk air mineral alami (natural mineral water). Di antaranya yaitu berasal dari sumber mata air, tidak dilakukan treatment apapun, serta dibotolkan langsung di lokasi sumber mata air. Untuk menjamin kelayakan konsumsi, air diperiksa setiap satu jam sekali, mulai dari sumber sampai masuk dalam botol kemasan. Inilah yang membedakan dengan AMDK yang bisanya melalui proses penyaringan atau pemurnian dengan distilasi atau oksidasi.
Equil dikemas dalam botol kaca hijau dengan lekuk elegan. Ia memiliki dua varian produk yaitu natural (tawar) dan sparkling (bersoda). Harganya pun relatif lebih mahal, 1 botol Equil 380 ml setara dengan 20 kali harga air minum kemasan biasa. Karena kemurnian dan kandungan mineral anorganik yang dimiliki, produk Equil juga digunakan untuk berbagai terapi kesehatan. Varian Equil Hydra Tera ini yang biasa dikonsumsi untuk terapi.
Hingga saat ini, Equil adalah produsen lokal satu-satunya yang memegang merk air mineral alami. Produk yang berasal dari mata air Gunung Salak ini mantap bersaing dengan merk air mineral impor asal Perancis, seperti Evian dan Perrier.

Produk yang dipasarkan
Banyak brand internasional yang ternyata asli dari Indonesia, namun kebanyakan dari masyarakat Indonesia tidak mengetahuinya. Terlebih jika produk tersebut memiliki packaging yang bagus dan telah dikenal oleh masyarakat mancanegara. Salah satunya yang mungkin saja Anda tidak sadari, produk minuman, air mineral Equil. Dilansir dari equil-mineralwater.com, Rabu (3/6/2015), Equil pertama kali di produksi pada tahun 1998 di Villa D'Equilibrium, Sukabumi, Indonesia.
Tekstur dari Equil juga unik, lembut dan memiliki rasa yang segar. Dikemas secara ekslusif dalam botol kaca untuk menjaga kualitas alam.. Equil tersedia dalam dua varietas, yaitu alami dan sparkling. Minuman ini sangat nikmat di minum dalam keadaan dingin, namun tanpa ditambahkan es. Ini merupakan brand minuman yang telah go Internasional. Membanggakan bukan?

EQUIL Sebagai Produk Superbrands

Strategi Pemasaran
Equil tidak secara langsung mengikis pangsa pasar AQUA yang bermain di kelas lebih bawah. Namun produk tersebut sangat mengganggu pasar produk bersama AQUA dan Danone yakni Evian dan Volvic yang dipasarkan Grup AQUA. Apalagi harga yang dipatok Equil lebih rendah dari harga yang dipatok Evian yang dihargai lebih dari Rp 20 ribu. Sementara kemasannya tampak jauh lebih mewah mengikuti desain botol anggur dan terkesan produk impor. Harga Equil berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu per botol ukuran 330 ml.
Morgen sengaja membuat desain botol mewah serta desain gambar menarik yang menyimbol kehidupan dan alam seperti matahari, air, daun dan wanita. Terlebih, pada kemasannya dicantumkan kata-kata Bottled at source at villa D’ equilibrium yang seolah-olah sebuah lokasi di luar negeri. Willy Sidharta menganggap kalimat tersebut menyesatkan karena vila yang dimaksud sesungguhnya berada di areal seluas 3 hektar di Cimelati, Sukabumi bukan di luar negeri. Hal itu berbeda dengan AQUA yang menyebut produknya dengan jujur yakni berasal dari air sumber pegunungan (mountain spring water).
Namun, strategi pemasaran yang ditempuh Equil memang cerdik karena mampu menerobos dinding istana serta memasok acara-acara khusus seperti konferensi OPEC sehingga citranya semakin melambung.
Hasilnya dalam tempo setahun saja Equil berhasil menguasai 80% pangsa pasar di kelas super premium. Pasar di kelas ini lumayan besar karena dapat mencapaiu US$ 500 ribu per tahun.
Dari sekitar 100 hotel berbintang 4 dan 5 yang ada di Indonesia, hanya beberapa gelintir sajayang belum menyediakan Equil karena masih terikat kontrak dengan Evian atau Perrier.

Negara Tujuan Pemasaran
Pada saat diluncurkan ke pasaran, produk ini dimonopoli oleh pasar Eropa sehingga lebih dikenal oleh masyarakat Eropa. Hal ini karena produk ini mengusung konsep yang ekslusif, sehingga meskipun terkenal di pasar Eropa, sebagian masyarakat kelas atas Indonesia mengenal produk ini. Namun, mereka tidak menyadari produk minuman yang peruntukkan untuk kaum sosialita ini asli buatan dalam negeri.
Produk ini mendapatkan tempat di pasar Eropa dan di hati masyarakat kelas atas, karena kualitas yang dimilikinya terbukti baik. Equil hanya di produksi dalam jumlah terbatas, di Villa D'Equilibrium. Sumber airnya pun murni dari alam tanpa adanya pemompaan atau tindakan teknologi lainnya.
Minuman ini juga sudah merambah pasar dunia, seperti Singapura, Australia, Hongkong, Arab Saudi dan Italia. Desain botolnya yang ekslusif dan kualitas air yang memenuhi standar kualifikasi Internasional, menjadikan Equil minuman kelas Internasional. Berikut beberapa strategi yang dilakukan oleh Equil dalam menembus pasar Internasional.
a.     Menentukan Segmentasi Pasar berdasarkan Psikografis
PT. Equilindo Lestari memfokuskan sasaran konsumen yang ingin dibidik hanya untuk konsumen kelas atas dan menengah yang memiliki gaya hidup high class dan sadar akan pentingnya kesehatan. Dimensi dari produk berkualitas cukup banyak: performance, feature, reliability, conformance, durability, servicebility, aesthies dan perceive quality. Equil mencoba menampilkan ‘nilai’ dengan kemasan mewah, mutu yang tinggi, distribusi, yang terbatas ditempat mewah dan layanan yang prima, kesemuanya adalah diferensiasi untuk mendukung positioning yang dilakukan. Penamaan atau pemberian merek ‘equil’  ytang terkesan produk asing, pemakaian bahasa asing dalam kemasan yang seperti menyamarkan identitas Equil sebagai produk lokal, sengaja dilakukan juga untuk menonjolkan positioning.
b.     Saluran Distribusi yang sudah ditentukan
PT. Equlindo Lestari yang memposisikan dirinya sebagai suatu produk premium, berusaha mengkomunikasikan ‘posisi’nya itu dalam segala aspek. Dari segi distribusi misalnya, Equil hanya melempar produknya ke hotel-hotel dan cafe mewah (sekitar 70%), hypermarket atau supermarket besar, dan beberapa lokasi eksklusif lain (Lapangan golf, konser musik klasik, dan lain -lain)

Perbandingan Produk Equil dengan Produk lain

Equil jika dibandingan dengan minuman kemasan botol lainnya misalnya aqua, keduanya sama-sama memproduksi air mineral dengan kualitas terbaik. Tetapi kemasan Equil berbeda dengan kemasan aqua. Kemasan Equil memakai Botol kaca yang di desain Elegant sedangkan Aqua memakai botol plastik yang standar. Target pasar mereka pun berbeda, Equil mengincar pasar kelas menengah keatas sedangkan Aqua mengincar kelas menengah kebawah, terbukti dari harga yang dipatok Equil lebih mahal 3-4x lipat dari Aqua.
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari EQUIL berdasarkan hasil sampling survei dari pengguna langsung:

Kelebihan Equil Mineral Water
Kekurangan Equil Mineral Water
 Gengsi
Harga yang relatif mahal
Terlihat eksklusif
Botol kaca sulit dibawa kemana-mana
Air dengan kesegaran

Air dengan tekstur yang enak









Alasan Apabila Go Internasional
Alasan mengapa Equil Go Internasional karena Equil merupakan produk minuman premuim yang memiliki kualitas terbaik di Indonesia bahkan kalangan luar pun seperti di Negara Eropa sudah mengakui kualitas dari produk lokal ini. Dalam tempo setahun saja Equil berhasil mengusai 80% pangsa pasar di kelas super premuim. Pasar di kelas ini lumayan besar karena dapat mencapaiu US$ 500 ribu per tahun.
Dari sekitar 100 hotel berbintang 4 dan 5 yang ada di Indonesia, hanya beberapa gelintir sajayang belum menyediakan Equil karena masih terikat kontrak dengan Evian atau Perrier.

Sumber-sumber:

http://m.liputan6.com/lifestyle/read/2244645/brand-minuman-internasional-ini-ternyata-asli-indonesia